Seuntai Puisi Khusus
Kaki Baja Bumi pertiwi tak lagi sama, Ia mulai menua dan kian merana, Ubannya putih namun mengemas menyala-nyala, Tak mungkin tahan menahan angan untuk memunyainya. Mata orang tua itu mulai merabun, Entah apakah ia masih tahu apa itu apa, Kurasa pikirannya telah terbuai dengan umurnya yang sedikit lagi menyedih, Biarkanlah ia menostalgia dengan kenagannya dan mencinta jalan takdirnya Bila tiba masanya, Air mata bercucuran tak kunjung menghenti, Bukanpun karena hanya sekedar sedih, Tapi ia adalah kehilangan kekasih yang begitu mengasih Kupuja dirimu dari dulu, Tak pernah datang sedih kala dirimu mencanda, Tak pernah datang khawatir kala dirimu mendekap, Tak pernah datang risau kala dirimu menyenyum, Hingga kau datangkan semua itu karena kau memilih mengabadi. Aku lupa kapan terakhir aku mengucap Cinta, Aku bahkan ragu apakah aku pernah mengucapnya kepadamu, Aku tak mengira menyimpannya di dada ternyata tak akan pernah sampai ke k...