MAKALAH PEGUNGKAPAN PENUH (FULL DISCLOSURE) DALAM PELAPORAN KEUANGAN


PEGUNGKAPAN PENUH (FULL DISCLOSURE)
DALAM PELAPORAN KEUANGAN











OLEH:
BUDIMAN TERI
A31116303


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN     
2017



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini, kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis secara pribadi untuk meningkatkakn kapasitas diri dan juga bagi pembaca umum untuk menambah wawasan dan juga memberikan pemahaman tambahan terkait full diclosure.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

                                                                                    Makassar, 19 November 2017

                                                                                                Penulis











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Prinsip pengungkapan penuh...........................................................................................2
2.2 Catatan atas laporan keungan..........................................................................................3
2.3 Masalah pengungkapan...................................................................................................4
2.4 laporan Auditor dan manajemen.....................................................................................9
2.5 Masalah pelaporan yang dihadapi saat ini.....................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
















Pengungkapan penuh (full disclosure) merupakan pengungkapan data perusahaan secara lengkap dan menyeluruh menyangkut data keuangan, pengurus dan sebagainya dengan tujuan agar diketahui secara luas oleh masyarakat umum. Pasar takkan berfungsi dengan baik tanpa pelaporan yang transparan, lengkap, dan jujur atas kinerja keuangan. Para investor dan pihak lain yang tertarik perlu membaca dan memahami semua aspek pelaporan keuangan. Berangkat dari situ maka penulis menyusun makalah ini untuk menambah pemahaman lebih tentang pengungkapan penuh (full disclosure) dalam pelaporan keuangan.
·         Bagaimana prinsip pengungkapan penuh dan menguraikan masalah implementasi?
·         Bagaimana kegunaan catatan dalam penyiapan laporan keuangan?
·         Apa saja masalah masalah akuntansi yang berhubungan dengan pelaporan interim?
·         Apa saja pengungkapan yang terdapat dalam laporan auditor dan manajemen?
·         Apa saja masalah-masalah pelaporan masa kini?
·         Menjelaskan penggunaan catatan dalam penyiapan laporan keuangan.
·         Menguraikan masalah masalah akuntansi yang berhubungan dengan pelaporan interim.
·         Mengidentifikasi pengungkapan yang terdapat dalam laporan auditor dan manajemen.
·         Mengidentifikasi masalah-masalah pelaporan masa kini.

BAB II
2.1 Prinsip Pengungkapan Penuh
            FASB concept statement No. 1 menyatakan bahwa beberapa informasi yang bermanfaat lebih baik disajikan dalam laporan keungan, dan beberapa lainnya bermanfaat lebih baik disajikan dalam laporan keuangan, dan beberapa lainnya lebih baik disajikan dengan menggunakan media pelaporan keuangan selain laporan keuangan. Sebagai contoh, meskipun laba dan arus kas telah tersedia dalam laporan keuangan, namun para investor mungkin lebih baik melihat perbandingan hal itu dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, yang bisa ditemui pada artikel berita atau laporan perusahaan perantara (broker).
            Seperti telah dinyatakan pada Bab 2 (Jilid 1), profesi akuntansi telah menerapkan prinsip pengungkapan penuh yang berlaku bagi pelaporan keungan atas setiap fakta keungan yang cukup signifikan untuk mempengaruhi pertimbangan pembaca yang menerima informasi itu. Dalam beberapa situasi, manfaat dari pengungkapan ini mungkin tampak jelas tetapi biayanya bersifat tidak pasti, sementara pada kasus lain biayanya mungkin bersifat pasti tetapi manfaatnya tidak terlalu jelas.
            Beberapa pihak berpendapat bahwa persyaratan pelaporan sudah begitu rinci dan substansial sehingga pemakai akan mengalami kesulitan memahami informasi tersebut, mereka menuduh profesi akuntansi menyajikan informasi yang berlebihan (information overload). Elemen-elemen pengungkapan berkualitas tinggi yang memungkinkan perusahaan menghindarkan diri dari jebekan-jebakan pengungkapan yakni
1.      Peningkatan persyaratan pelaporan
Penyebab dari peningkatan persyaratan pengungkapan ini adalah beragam yang beberapa diantaranya adalah:
·         Kerumitan lingkungan bisnis
·         Kebutuhan akan informasi yang tepat waktu
·         Akuntansi sebagai alat pengendali an dan pemantauan
2.      Pengungkapan diferensial
Suatu kecenderungan atau tren terhadap pengungkapan diferensial (differential disclosure) juga telah terjadi. Sebagai contoh, SEC mensyaratkan bahwa informasi substansif tertentu harus dilaporkan kepadanya, walaupun informasi tersebut tidak terdapat dalam laporan tahunan kepada pemegang saham. Dan FASB, yang menyadari bahwa persyaratan pengungkapan tertentu adalah mahal serta tidak diperlukan oleh perusahaan tertentu, telah  menghapuskan persyaratan pelaporan untuk perusahaan non-publik atas bidang-bidang seperti nilai wajar instrumen keuangan dan pelaporan segmen.

2.2 Catatan Atas Laporan Keuangan
            Catatan merupakan alat akuntan untuk merinci atau menjelaskan pos-pos yang disajikan dalam batang tubuh laporan keuangan informasi yang berkaitan dengan pos-pos spesifik dari laporan keungan dapat dijelaskandalam istilah kualitatif, dan data pelengkap yang bersifat kuantitatif dapat disediakan unutk memperluas informasi dalam laporan keuangan.
1.      Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi (accounting policies) suatu entitas adalah prinsip serta metode akuntansi spesifik yang digunakan dan dianggap paling tepat untuk menyajikan laporan keuangan entitas tersebut secara wajar. APB opinion No. 22 disclosure of accounting policies” menyimpulkan bahwa informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipakai dan diikuti oleh suatu entitas yang melaporkan adalah sangat penting bagi pemakai laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomi. Kebijakan itu merekomendasikan bahwa laporan yang menyebutkan kebijakan akuntansi yang dipakai dan diikuti oleh entitas pelapor juga harus disajikan sebagai bagian integral dari laporan keuangan. Pengungkapan ini harus diberikan sebagai catatan awal atau dalam bagian ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan yang terpisah sebelum catatan atas laporan keuangan.
Perusahaan yang gagal menerapakan kebijakan pelaporan berkualitas-tinggi dapat menerima sanksi berat dari pasar. Sebagai contoh, ketika microstrategy mengungkapkan akan melaporkan ulang hasil-hasil tahun sebelumnya akibat pemakain kebijakan yang agresif atas pengakuan pendapatan, harga sahamnya jatuh lebih dari 60% dalam satu hari. Para investor menganggap kualitas laba microstrategy rendah.
2.      Catatan-catatan Umum
Banyak catatan atas laporan keuangan yang telah dibahas. Sementara yang lainnya akan dibahas secara lebih mendalam dalam bab ini. Catatan yang lebih umum adalah sebagai berikut:
·         Persediaan
·         Propeti,pabrik, dan peralatan
·         Klain kreditor
·         Klaim pemegang ekuitas
·         Kontinjensi dan komitmen
·         Pajak yang ditangguhkan, pensiun dan leasing
·         Perubahan prinsip akuntansi
Pengungkapan-pengungkapan yang terdaftar diatas telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya. terdapat empat jenis pengungkapan tambahan signifikan yang akan dibahas dibahasan berikutnya yaitu transaksi atau peristiwa khusus, peristiwa kemudian, pelaporan segmen, dan pelaporan interim.

2.3 Masalah Pengungkapan
            Adapun masalah pengungkapan tambahan signifikan yakni:
1.      Pengungkapan transaksi atau peristiwa khusus
Transaski pihak yang terkait terjadi apabila suatu perusahaan melakukan transaksi dimana salah satu pihak yang melakukan transaksi itu mempunyai atau di mana pihak yang tidak terlibat dalam transaksi pihak lainnya secara signifikan, atau dimana pihak yang tidak terlibatdalam transaksi mempunyai kemampuan untuk memengaruhikebijakan kedua pihak yang melakukan transaksi. Transaksi yang melibatkan pihak terkait tidak dapat dianggap telah dilakukan atas dasar “arm’s-leght” karena prasyarat transaksi yang melibatkan persaingan pasar bebasyang secara abnormal rendah atau tinggi, penjualan real-estate dengan harga yang jauh berbedadari niai transaksiny, pertukaran aktiva non-moneter, dan transaksi yang melibatkan perusahaan yang tidak memiliki substansi ekonomi (“perusahaan kosong”) mengindikasikan bahwa pihak-pihak terkait mingkin terlibat.
            Seorang akuntan diharapkan untuk melaporkan substansi ekonomi dan bukannya format hukum dari transaksi tersebut serta membuat pengungkapan yang memadai. FASB statement no. 57 mengharuskan pengungkapan berikut untuk transaksi pihak tekait yang material:
1.      Sifat hubungan pihak yang terlibat
2.      Uraian tentang transaksi (termasuk transaksi diman tidak ada jumlah atau nominal yang terlibat) untuk setiap periode diman laporan laba-rugi disajikan.
3.      Jumlah uang yang terlibat dalam transaksiuntuk setiap periode dimana laporan laba-rugi disajikan.
4.      Jumlah yang terhutang dari atau kepada pihak terkait pada setiap tanggal neraca yang disajikan.
Banyak perusahaan terlibat dalam transaksi pihak-terkait. Namun, kesalahan ketidakseimbangan, dan aksi ilegal adalah kasus luar biasa alih-alih kasus umum dalam transaksi seperti ini.
Kesalahan (error) didefinisikan sebagai kesalahan yang tidak disengaja, sedangkan ketidakwajaran (irregularities) adalah distorsi laporan keuangan yang disengaja.
Tindakan melawan hukum mencakup hal-hal seperti konstribusi politik yang ilegal, praktek suap, pemberian komisi, serta palanggaran hukum dan peraturanlainnya.
2.      Peristiwa setelah tanggal Neraca (Peristiwa kemudian)
Catatan atasl laporan keuangan harus menjelaskan setiap peristiwa keuangan signifikan yang terjdi setelah tanggal neraca formal, tetapi sebelumlaporan keuangan akhir diterbitkan. Peristiwa ini sering disebut sebagai peristiwa setealah tanggal neraca (post-balance sheet events), peristiwa kemudian hingga tanggal neraca, atau secara singkat peristiwa kemudian (subsequent events). Periode peristiwa kemudian dapat disajikan dengan diagram waktu yang ditunjukkan berikut:
                                                                  Tgl. Neraca                Tgl. Pener. Lap. Keungan

 1 Januari 2007                                        31 Des. 2017                                          3 Maret 2008
Periode Laporan Keuangan
Periode Peristiwa Kemudian
 




Dua jenis peristiwa atau transaksi yang terjadi etelah tanggal neraca mungkin memiliki pengaruh yang material terhadap laporan keuangan atau mungkinperlu dipertimbangkan untuk menginterpretasi laporan keuangan itu secara akurat:
1.      Peristiwa yang memberikan bukti tambahan tentang kondisi yang ada pada tanggal neraca, yang memengaruhi estimasi yang digunakan dalam penyiapan laporan keuangan, dan, oleh sebaba itu, mengakibatkan diperlukannya penyesuaian.
2.      Peristiwa yang memberikan bukti tentang kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca tetapi muncul sesudah tanggal neraca dan tidak mebutuhkan penyesuaian laporan keuangan. Berikut ini merupakan beberapa contoh dari peristiwa yang memerlukan pengungkapan (tetapi tidak perlu penyesuaian):
(a)   Penjuala obligasi atau modal saham; pemecahan saham atau dividen saham
(b)   Penggabungan usaha yang tertunda atau terpengaruh
(c)   Penyelesaian tuntunan hukum jika peristiwa yang menyebabkan tuntunan tersebut terjadi setelah tanggal neraca
(d)   Kerugian karena kebakaran atau banjir atas pabrik atau persediaan
(e)   Kerugian atas piutang usaha karena kondisi (seperti kerugian utama pelanggan) yang timbul setelah tanggal neraca.
(f)    Keuntungan atau kerugian atas sekuritas tertentu yang mudah dipasarkan.

3.      Pelaporan untuk perusahaan yang terdiversifikasi
Dalam beberapa dekade terakhir banyak perusahaan bisnis cenderung mendiversifikasikan operasi mereka. Sebagai akibat dari usaha diversifikasi tersebut, investor dan analisi investasi telah mencari lebih khusus, mereka menghendaki laporan laba-rugi, neraca, dan informasi arus kas untuk masing-masing segmen yang membentuk total angka laba perusahaan.
            Perusahaan selalu ragu untuk mengungkapkan data segmental karena alasan-alasan berikut:
(1)   Tanpa dilengkapi oleh pengetahuan usaha yang mendalam serta pemahaman atas faktor-faktor penting seperti lingkungan kompetitif dan kebutuhan investasi modal
(2)   Myngkin merugikan perusahaan pelapor
(3)   Mungkin mencegah manajemen untuk mengambil risiko usaha yang cermat
(4)   Variasi yang luas
(5)   Investor melakukan investasi pada perusahaan secara keseluruhan
(6)   Beberapa masalah teknis tertentu
Di pihak lain, para pendukung pengungkapan segmental mengemukakan alasan-alasan berikut untuk mendukung praktek pengungkapan.
(1)   Dperlukan investor untuk keputusan investasi
(2)   Tidak adanya laporan diversifikasi mungkin menyebabkan para pesaingnya yang hanya mempunyai satu lini produk yang tidak tersegmen berada dalam posisi yang kurang menguntungkan
Adapun tujuan pelaporan informasi segmental adalah untuk memberikan informasi tentang berbagai jenis aktiva bisnis yang dilakukan perusahaan dan berbagai lingkungan ekonomi dimana perusahaan beroperasi, agar membantu pemakai laporan keuangan untuk:
(a)   Memahami dengan lebih baik kinerja perusahaan
(b)   Menilai denganlebih baik prospekarus kas bersih dimasa depan
(c)   Membua lebih banyak pertimbangan yang cermat tentang perusahaan secara keseluruhan.
FASB mengharuskan perusahaan untuk melaporkan:
1.      Informasi umum tentang segmen-segmen operasinya
2.      Laba dan rugi segmen serta informasi terkait
3.      Aktiva segmen
4.      Rekonsiliasi
5.      Informasi tentang produk dan jasa serta lokasi geografis
6.      Pelanggan utama

4.      Laporan Interim
Laporan interim adalah laporan yang mencakup periode kurang dari setahun. Bursa saham, SEC dan profesi akuntansitelah mengambil peranan yang aktif mengembangkan pedoman untuk penyajian informasi interim.
Profesi akuntansi mengindikasikan bahwa prinsip akuntansi yang sama yang digunakan untuk laporan tahunan harus digunakan juga untuk laporan interim. Perusahaan harus menggunakan metode penetapan harga persediaan yang sama (FIFO,LIFO, dan lainnya) untuk laporan interim seperti halnya pada laporan tahuanan. Akan tetapi, pengecualian-pengecualian berikut dapat diterima dalam periode pelaporan interim:
1.      Perusahaan dapat menggunakan metode laba kotor untuk penetaan harga persediaan interim
2.      Jika persediaan LIFO dilikuidasi pada tanggal interim dan diperkirakan akan diganti kembali sebelum akhir tahun, maka HPP harus mencakup biaya penggantian dasar LIFO yang dilikuidasi dan tidak mempengaruhi likuidasi interim.
3.      Penurunan harga pasar persediaan tidak dapat ditangguhkan setelah periode interim kecuali dianggap bersifat sementara dan tidak ada kerugian yang diperkirakan untuk tahun fiskal tersebut.
4.      Varians yang direncanakan menurut sistem biaya standar yang diperkirakan akan diserap sampai akhir tahun biasanya harus ditangguhkan.
Biaya dan beban selain biaya produk, yang sering disebut sebagai biaya periode, sering kali dibebankan ke periode interim pada saat terjadinya.
Berkaitan dengan pengungkapan, data interim berikut harus dilaporkan sebagai tingkat minimum:
1.      Penjualan atau pendapatan kotor
2.      Laba persaham dasar dan yang didilusi jika tepat
3.      Pendapatan, biaya atau beban musiman
4.      Perubahan yang signifikan dalam estimasi atau provisi untuk pajak penghasilan
5.      Pelepasan segmen binis dan pos-pos luar biasa, tidak biasa, atau yang jarang terjadi.
6.      Pos-pos kontijen.
7.      Perubahan-perubahan prinsip atau estimasi akuntansi
8.      Perubahan yang signifikan dalam posisi keuangan.
Adapun masalah unik dari pelaporan interim yang berkembang yakni berkaitan dengan pos-pos berikut:
1.      Biaya iklan dan biaya sejenis
2.      Beban yang akan disesuaikan pada akhir tahun
3.      Pajak penghasilan
4.      Pos-pos luarbiasa
5.      Laba persaham (EPS)
6.      Faktor musiman
7.      Kontroversi yang berlanjut

2.4 Laporan Auditor dan Manajemen
1.      Laporan Auditor
Jika auditor merasa yakin bahwa laporan keuangan telah menyajikan posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas secara wajar sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang berlaku umum, maka pendapat wajar tanpa pengecualian akan diberikan.
Dalam menyiapakan laporan ini, auditor harus mengikuti standar-standar pelaporan berikut:
1.      Menyatakan sesuai dengan prinsip yang berlaku
2.      Harus mengidentifikasi situasi dimana prinsip-prinsip semacam itu tidak dianut secara konsisten
3.      Pengungkapan informatif
4.      Harus mencakup suatu pernyaaan pendapat tentang laporan keuangan secara keseluruhan
Dalam kebanyakan kasus, auditor akan mengeluarkan pendapat wajar tanpa pengecualian atau pendapa bersih. Situasi terentu, walaupun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian dari auditor, mungkin mengharuskan auditor untuk menambaj paragraf penjelasan pada laporan audit. Beberapa dari situasi diatas yang lebih penting adalah:
1.      Ketidakpastian
2.      Kurangnya konsistensi
3.      Penekanan pada suatu hal.
Akan tetapi, dalam beberapa situasi auditor diwajibkan untuk menyatakan pendapat: (1) wajar dengan pengecualian (qualified), (2) tidak wajar (adverse), atau menolak memberikan pendapat (disclaim).
2.      Laporan Manajemen
1.      Pembahasan dan Analisis manajemen
Bagian pemabahasan dan analisis manajemen (MD&A) mencakup tiga aspe keuangan dari bisnis perusahaan-likuiditas, sumber daya modal, dan hasil operasi. Bagian ini mengharuskan manajemen untuk menyoroti kecenderungan atau tren yang menguntungkan atau tidak menguntungkan serta mengidentifikasi peristiwa dan ketidakpastian signifikan yang memengaruhi ketiga faktor tersebut. Pendekatan ini secara jelas melibatkan sejumlah estimasi, pendapat, dan data soft yang subyektif.
2.      Tanggung jawab manajemen terhadap laporan keuangan
SEC telah mempertimbangkan untuk mengharuskan perusahaan membuat laporan tentang tanggung jawab manajemen, ermasuk tanggung jawabnya atas, dan penilaian atas, sistem pengendalian internal. Beberapa perusahaan telah menyajikan jenis informasi ini, walaupun persyaratan SEC akan bersifat lebih rinci tentang prosedur pengendalian internal  yang digunakan dana efektivitasnya.

2.5 Masalah pelaporan yang dihadapi saat ini
            Adapun masalah pelaporan yang dihadapi saat ini yakni:
1.      Pelaporan tentang peramalan dan proyeksi keuangan
Dalam tahun-tahun terakhir ini, tuntutan masyarakat investor akan informasi yang lebih banyak dan baik berfokus pada pengungkapan ekspektasi perusahaan di masa depan. Pengungkapan tersebut mengambil salah satu dari dua bentuk:
1.      Peramalan keuangan, yaitu satu set laporan keuangan prospektif yang menyajikan perkiraan posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas entitas, sesuai dengan pengetahuan serta keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.
2.      Proyeksi keuangan, yaitu laporan-laporan keuangan prospektif yang menyajikan perkiraan posisi keuangan, hasil operasi dan arus kas entitas dengan satu atau lebih asumsi hipotetis, sesuai dengan pengetahuan serta keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.
Argumen-argumen yang mendukung penerbitan peramalan:
1.      Kepuasan investasi berdasarkan ekpektasi atau harapan dimasa depan; karena itu, informasi tentang masa depan memudahkan pengambilan keputusan yang lebih baik.
2.      Peramalan sudah diedarkan secara informal, tapi tak terkendali
3.      Situasinya kini berubah dengan cepat
Argumen-argumen yang menolak penerbitan peramalan:
1.      Tidak seorangpun yang dapat mengetahui masa depan.
2.      Organisasi hanya akan berusaha untuk memenuhi peramalan yang telah diterbitkannya
3.      Jika peramalan terbukti tidak akurat, maka akan muncul berbagai tuduhan dan mungkin tindakan hukum.
4.      Pengungkapan peramalan akan merugikan organisasi karena memberikan onformasi tidak hanya keada investor tetapi juga kepada para pesaing (asing dan lokal)

2.      Kecurangan pelaporan keuangan
Kecuarangan pelaporan keuangan didefinisikan sebagai “tindakan disengaja atau lalai, berupa tindakan atau peniadaan, yang menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan secara material”. Kecurangan pelaporan dapat melibatkan distorsi kasar dan disengaja atas catatan korporat, atau misaplikasi prinsip akuntansi.
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya terjadi karena kondisi yang ada dalam lingkungan internal maupun eksternal. Insentif umum atas terjadinya kecurangan pelaporan keuangan adalah keinginan untuk mencapai harga saham yang lebih tinggi atau penawaran hutang, untuk menghindari default atas akad pinjaman, atau untuk memperoleh keuntungan pribadi tertentu (kompensasi tamabahan, operasi). Tekanan situasional terhadap perusahaan atau pribadi manager juga mungkin menyebabkan kecurangan pelaporan keuangan. Contoh-contohnya mencakup:
1.      Penurunan yang mendadak atas pendapatan atau pangsa pasar
2.      Tekanan anggaran yang tidak realistis.
3.      Tekanan keuangan yang berasal dari rencana bonus.
Peluang untuk membuat pelaporan keuangan yang curang timbul dalam situasi dimana kecurang tersebut mudah dilakukan dan upaya deteksi suoit dilaksanakan. Peluagn-peluang tersebut sering timbul dari:
1.      Tidak adanya dewan direksi atau komie audit
2.      Pengendalian akuntansi internal yanglemah atau tidak ada.
3.      Transaksi yang rumit atau tidak biasa
4.      Estimasi akuntansi yang memerlukan pertimbangan subyektif yang sigifikan
5.      Staf audit internal yang tidak efektif.
3.1 Kesimpulan
            Prinsip pengungkapan penuh mengharuskan pelaporan keuangan enyebutkan setiap fakta keuangan yang cukup signifikan untuk mempengaruhi pertimbangan setiap fakta keuangan yang cukup signifikan untuk mempengaruhi pertimbangan pembaca yang menerima informasi tersebut. Implementasi dari prinsip pengungkapan penuh amatlah sukar, karena biaya pengungkapan mungkin cukup besar dan manfaatnya sukar ditentukan. Persyaratan pengungkapan telah meningkat karena (1) makin rumitnya lingkungan bisnis, (2) kebutuhan akan informasi yang tepat waktu, serta (3) penggunaan akuntansi sebagai alat engendali dan pemantauan.
            Kecurangan pelaporan keuangan adalah perilaku yang disengaja atau kecerobohan, baik berupa tindakan maupunp enghapusan, yangmenyebabkan laporannya terjadikarena pengendalan internal yang buruk, perilaku buruk manajemen terhadap etika, dan sebagainya.











Kieso Donald E., dkk. 2007. Akuntansi intermediate buku 3 edisi 12. Jakarta: Penerbit Erlangga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH INTERMEDIATE ACCOUNTING CHAPTER 16 - SEKURITAS DILUTIF

Keluh Sang Perindu